HEADLINE NEWS

Selasa, 28 Juni 2011

Hati-hati, Ada Wanita Misterius Jual Emas Palsu

Sigli: Penjual emas JL Senin (27/6/2011) ketiban sial, pasalnya, seorang wanita misterius yang belum diketahui indentitasnya dengan tega menjual emas seberat 24 karat atau seberat 6 mayam ke toko tersebut.

Akibatnya sang pemilik JL mengalami kerugian 7.3 juta.

"Sekitar pukul 13.20 WIB kita membeli emas palsu tersebut yang awalnya mirip seperti emas asli dan akibat ketiban sial kita mengalami kerugian Rp 7.300.000,"sebut pemilik toko JL yang enggan ditulis namanya, Senin (27/6/2011).

Dikisahkan sumber itu, sekira pukul 13.20 WIB toko toko itu disambangi seorang wanita berusia sekitar 45 tahun dengan ciri-ciri kulit sawo matang, dengan menggunakan pakaian berwarna warna orange dan mengaku Hartini.

Pelaku, mengaku berdomisili di seputaran Kota Sigli, Pidie, Aceh dengan penuh percaya diri menyodorkan barang berupa emas seberat 24 karat sekiligus menunjukkan surat bukti pembelian dari toko emas Cantik Muara Bungo, Provinsi Jambi Sumatera Selatan.

Usai transaksi, lanjut sumber itu, sang wanita paruh baya iti menghilang dan ternyata setelah di croscek ternyata emas tersebut palsu.

"Kondisi emas itu telah bercampur material unsur perak dan juga kita cek nama Hartini tidak berdomisili di seputar Kota Sigli,"ungkapnya.
Selengkapnya...

Tragedi Perahu Bengawan Solo, 7 Orang Dipastikan Tewas

Bojonegoro: Tujuh orang dipastikan meninggal dalam peristiwa tenggelamnya perahu di Bengawan Solo, di Kanor Kabupaten Bojonegoro, Senin (27/6/2011). Tiga orang lainnya belum jelas nasibnya. Korban selamat ada 6 orang.

Sampai saat ini, petugas BPDB (Badang Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro) terus melakukan pencarian terhadap 3 orang yang belum diketahui nasibnya. Kuat dugaan, ketiganya telah meninggal akibat terbawa arus.

"Kami akan terus melakukan pencarian sampai 3 korban ditemukan," kata Kasiyanto, petugas dari BPDB.

Peristiwa naas ini pertama diketahui oleh Lantif (55). Kepada beritajatim.com, bapak 5 anak ini menuturkan dengan masih sedikit terbata-bata. Saat itu, dia sedang mencangkul di ladang. Posisi ladang memang tidak jauh dari Bengawan Solo.

"Tiba-tiba ada teriakan, tolong, tolong.. Saya sangat kaget. Saya lantas berlari menuju sumber suara," tutur Lantif.

Dia bertambah kaget begitu melihat perahu yang perlahan-lahan tenggelam. "Padahal ada belasan orang di perahu itu. Mereka bersama-sama teriak minta pertolongan. Selanjutnya, beledess... Perahu beserta penumpangnya tenggelam ke sungai. Begitu juga dengan motor dan sepedanya," imbuh Lantif.

Melihat kejadian tragis tersebut, Lantif mengaku tidak bisa bergerak. Dia hanya terpaku. Bingung harus melakukan apa. "Saya hanya bisa berteriak, Ya Allah, perahu kelem (tenggelam, red). Hanya itu yang bisa saya lakukan," tuturnya.

Sejenak kemudian, Lantif mencari bantuan. Kebetulan ada orang sedang menambang pasir di lokasi kejadian. Penambang bernama Yahya (27) tersebut lantas melakukan pertolongan dengan alat seadanya.

"Kami mencoba menyelamatkan korban namun peralatan kami sangat terbatas. Kami kemudian mencari bantuan ke Polsek Kanor," ujar Yahya.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, petugas datang dan langsung melakukan evakuasi. Satu per satu korban berhasil diangkat ke tepian. Tujuh orang meninggal dan enam orang selamat. Tiga lainnya belum ditemukan.

Korban selamat adalah Darsih (35) warga Jatibogo Kecamatan Kapas, Daminten (40) Pulung Soko Tuban, Sarngaji (45) warga Pulung Sooko Tuban, Jauhari (40) Jatibogo Kapas Bojonegoro, Arif Rahman 35 Grabagan Tuban dan Mugiyono (60) warga Kanor.

Adapun korban meninggal terdiri dari Djayadi (13) sopir perahu, Sanaji (50), Kayat (50), Solikin (30), Diyah (4), Tarji (50), dan Sunarti (22). Sedangkan tiga orang yang belum ditemukan adalah Warsina (40), Jamilah (45), dan Robi (9).
Selengkapnya...

Waspada, Tinggi Gelombang Selat Rote dan Laut Sawu 3 Meter

Kupang: Tinggi gelombang laut di Selat Rote dan Laut Sawu saat ini mencapai 3 meter (m). Kondisi ini perlu diwaspadai bagi pelayaran yang melewati dua perairan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut.

Hal ini disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Klas II El Tari Kupang, Syapi'i melalui Kepala Seksi Observasi dan Informasi, Moh Syaeful Hadi, S.P, Senin (27/6/2011).

Menurut Moh Syaeful Hadi, pemicu tinggi gelombang akibat adanya angin kencang yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Saat ini tekanan tinggi masih terjadi di bagian utara Australia sehingga berdampak pada angin di NTT. Kecepatan angin meningkat juga sebagai pemicu naiknya gelombang laut. Untuk Selat Rote dan Laut Sawu perlu diwaspadai selalu karena tinggi gelombang terendah 2 meter dan tertinggi mencapai 3 meter . Sedangkan di Laut Timor bagian Timur dan Laut Timor bagian barat serta Laut Arafuru Barat tinggi gelombang antara 3 - 4 m," kata Moh. Syaeful Hadi.
Selengkapnya...

KUR Sumatera Utara Capai Rp 1,17 Triliun

Medan: Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sumatera Utara hingga akhir bulan Mei 2011 telah mencapai angka Rp 1,17 triliun dari plafon sejumlah Rp 2,34 triliun.

Realisasi KUR di ini dilakukan oleh enam bank yang berada di wilayah Sumut, yaitu BNI, BRI (ritel dan mikro), Bank Mandiri, BTN, Bukopin dan Bank Syariah Mandiri.

Jumlah debitur penerima KUR mencapai 191.124 orang, dengan persentase debitur terbesar berada di BRI (KUR Mikro) yang mencapai 179.025 ribu orang sekaligus sebagai penyalur jumlah kredit terbesar yaitu Rp 432,52 triliun.

Secara nasional, hingga Mei 2011, BRI juga mengeluarkan KUR tertinggi dengan pencapaian angka Rp 8,4 triliun dengan total jumlah debitur sekitar 4,3 juta orang.

"Sementara jumlah debitur KUR paling sedikit di wilayah Sumut ada di BTN, yaitu hanya 96 orang. Jumlah penyaluran kredit yang dikucurkan sekitar Rp 11,5 miliar," papar Kepala Bidang Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Koordinator Sumut Aceh, Mikael Budisatrio di Gedung BI Medan, Senin (27/6/2011).

Dengan terus meningkatnya penyaluran KUR itu, maka Sumut masih tetap menduduki peringkat kelima dalam pencapaian kedit tanpa agunan ini secara nasional setelah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

Bahkan untuk di Pulau Sumatera, Sumut terbesar dalam pencapaian realisasi. Dia mengakui, plafon KUR untuk daerah itu sebesar Rp1 ,987 triliun dari total KUR yang dipersiapkan pemerintah untuk 33 provinsi sebanyak Rp38 ,287 triliun.

BI terus mendorong agar perbankan meningkatkan penyaluran KUR, meski juga tetap mengingatkan menerapkan kehati-hatian agar kredit itu tidak menjadi masalah seperti beresiko macet.
Selengkapnya...

Kamis, 23 Juni 2011

Warga Kabandungan Bogor Geger Temukan Ular Piton 4 Meter

Bogor: Warga Kabandungan Bogor geger setelah menemukan ular piton sepanjang 4 meter. Ular itu ditemukan di pekarangan rumah salah seorang warga bernama Lastri (60), yang beralamat di Jl Kabandungan 1, RT 01 RW 08 Sirnagalih, Tamansari, Bogor.

Lastri menemukan ular itu saat hendak memetik buah di pekarangannya, Rabu (22/6/2011). Karena takut, nenek itu pun memanggil anaknya yang bernama Anton.

"Puluhan warga lalu berdatangan ke rumah Anton, untuk mengevakuasi ular piton di sebuah bongkahan tanah dan batu. Ular tersebut berhasil dikeluarkan warga sore tadi," ujar seorang saksi mata Adriana Adinandra kepada detikcom.

Menurut Adriana, di sekitar rumah itu memang kadang ditemui ular. Kepadanya, Anton dulu mengaku pernah menemukan ular kobra sepanjang 3 meter. Ular itu kemudian ditembak dengan senapan angin.

"Mungkin karena di sekitar sini ada sawah," terang Adriana.

Ular itu kini sudah diamankan warga. Warga pun berminat menjual ular besar itu. "Mungkin mau dijual," tutupnya.
Selengkapnya...

Empat Tahun Puasa Senin-Kamis Agar Bebas Potong Tangan

Pamekasan: Hari-hari yang dilalui Rabiya (65), warga Kampung Glugur II, Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, terasa menyakitkan. Makanan yang ditelan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak. Yang terbayang di pelupuk mata janda tujuh anak itu, nasib anak bersama menantunya, Hasin Taufik bin Tasid (40) dan Sab’atun binti Jaulah (30).

Hasin dan Sab’atun sudah empat tahun mendekam di penjara di Jeddah, Arab Saudi, lantaran dituding mencuri perhiasan emas di rumah majikannya seberat 1 kg senilai Rp 250 juta. Padahal keduanya bersumpah tidak pernah melakukan pencurian. Keduanya segera menjalani eksekusi hukuman potong tangan. Hasin dan Sab’atun sejak Jumat (17/6) telah masuk penjara bawah tanah pertanda segera dieksekusi.

Hampir setiap saat Rabiya, menanyakan kabar Hasin kepada anak-anaknya. Namun jawaban yang diberikan anak-anaknya, tidak mampu membuat dirinya lega. Malah kian menyesakkan, karena tidak jelas bagaimana nasib Hasin selanjutnya.

Rabiya yang ditemui Surya di rumahnya, Selasa (21/6) mengungkapkan, kini keluarga di Pamekasan sudah putus asa.


"Saya sudah bolak-balik tanya pada Makbul, adik kandung Hasin, kenapa nasib kakaknya tidak ada kejelasan dan kapan bebasnya. Lho, malah dijawab, sudah dipasrahkan kepada pemerintah. Tapi sampai kapan," kata Rabiya, yang mengaku sudah seminggu kehilangan kontak dengan Hasin.

Wanita yang badannya kini susut 10 kg, akibat terdera persoalan anak dan menantunya terus bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Diungkapkan, pada 2009 lalu, dari dalam tahanan, Hasin menghubungi dirinya lewat ponsel, kalau lewat pemerintah sudah mentok, Hasin minta dicarikan orang pintar, agar Umar Said Bamusak, majikannya di Jeddah, luluh kemudian mencabut tuduhan dan tidak menuntut uang tebusan sebesar Rp 250 juta.

Selain Rabiya melakukan puasa Senin – Kamis, adik dan kakak kandung Hasin menemui sejumlah orang pintar di Banyuwangi, Jember dan Probolinggo meminta mantra. Lalu kiriman mantra itu dititipkan kepada famili yang berangkat sebagai calon jamaah haji ke Makkah dan yang keluarga lainnya yang menjadi TKI. Mantra itu ditebar di lingkungan rumah majikan Hasin.

Tapi mantranya tidak manjur. Majikannya tetap minta uang tebusan Rp 250 juta.

"Kami sudah tidak punya cara lain agar majikan anak saya luluh. Maka usaha dengan magic kami tempuh juga, tetapi tetap tidak mempan,” kata Rabiya.

Sambil menyeka air matanya yang menetes di kedua pipinya yang mulai keriput, Rabiya menuturkan, ia tidak tega kala melihat Ulfa (10), anak satu-satunya Hasin, yang kini duduk di bangku kelas VI, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Taman Sari, Palengaan.

Walau Ulfa ditinggal kedua orang tuanya menjadi TKI saat masih berumur 8 bulan, namun bocah itu sudah mengerti bahwa ayah ibunya kini ditahan di Arab Saudi. Tiap malam menjelang tidur, Ulfa mendekap foto ayah ibunya yang dikirim dari Jeddah.

Sementara Makbullah, adik kandung Hasin menambahkan Rabiya dan Sakdiyah (65), mertua Hasin hanya mengerti kalau Hasin dan Sab’atun dijebloskan ke penjara. Tapi tentang ancaman hukuman potong tangan itu sengaja tidak diberitahu.

Makbullah dan keluarga lain khawatir jika ibu dan mertua perempuan Hasin mengetahui akan berdampak buruk pada kesehatannya. Makbul tidak ingin meninggalnya Jaula, mertua laki-laki Hasin yang syok lantaran memikirkan nasib Hasin dan istrinya, akan menimpa ibu dan mertua perempuan Hasin. “Satu bulan lalu, ayah mertua kakak Hasin meninggal dunia, setelah dilanda kecemasan stadium berat,” papar Makbullah.
Selengkapnya...

Musda REI Jatim Diwarnai Adu Jotos

Surabaya: Arena Musyawarah Daerah Realestat Indonesia (Musda REI) Jatim ke-12 kembali diwarnai kericuhan. Gagal mengadili Ketua DPD REI Jatim Henry Jocosity Gunawan, peserta menghakimi ketua sidang.

Kericuhan dipicu oleh tidak ditanggapinya keinginan peserta sidang agar Ketua DPD REI Jatim, Henry Jocosity Gunawan berbicara di depan forum untuk menjelaskan kronologi peristiwa masuknya 30 peserta siluman pada forum pembukaan Musda tadi siang.

Ada Peserta yang berteriak meminta Henry maju tidak ditanggapi, hal itu semakin memancing amarah peserta untuk merengsek maju kedepan ruang sidang.

Karena Henry sudah dievakuasi, kemarahan peserta ditujukan kepada pimpinan sidang yakni Tofik. Situasi semakin tidak terkendali. Polisi, peserta, dan puluhan orang berseragam hitam pun terlibat baku hantam. Dua orang kembali diamankan karena diduga sebagai provokator.

Karena suasana tidak kondusif, sidang Pleno pertama dengan agenda menentukan tata tertib sidang pun akhirnya ditunda besok. Peserta meminta agar registrasi peserta ditangani oleh DPP, Karena DPD REI Jatim selaku penyelenggara dianggap tidak profesional menangani registrasi peserta.

Kericuhan sebelumnya juga terjadi pada forum pembukaan Musda siang tadi. Puluhan peserta resmi marah karena tempat duduk mereka ditempati puluhan orang peserta siluman dengan tanda peserta palsu yang sengaja didatangkan oleh salah satu kandidat calon ketua DPD REI Jatim.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Coki Manurung yang langsung datang ke lokasi mengatakan, Musda akan terus berlangsung sesuai agenda, karena pihak penyelenggara bersedia menjamin keamanannya. 'Panitia sudah tanda tangan di atas kertas, mereka jamin Musda ini aman,' katanya.

Dua orang pengusaha properti meramaikan bursa calon DPD REI Jatim pada Musda kali ini. Dua calon kuat itu masing-masing memiliki kans untuk menang yakni, Incumbent Ketua DPD REI Jatim, Henry Jocosity Gunawan, dan Airlangga Satriagung.
Selengkapnya...