HEADLINE NEWS

Kamis, 23 Juni 2011

Kakak Keradik Tewas Terpanggang3

Surabaya: Kisah tragis dialami dua bocah tak berdosa. Kartika Agustin Andika Sari dan Javier Ramadhani Alfarizi harus mengembuskan nafas terakhirnya setelah keduanya tewas dalam kebakaran yang melalap rumah milik Mujayanah (45), janda empat anak warga Desa Prambon RT 3/RW 1 Kecamatan Prambon, Sidoarjo, Selasa (21/6) dini hari.

Kartika Agustin Andika Sari (12) alias Dika adalah anak ketiga Mujayanah, sementara Javier Ramadhani Alfarizi (1 tahun, 11 bulan) atau akrab dipanggil Dhani adalah salah satu cucunya. Mujayanah sendiri bersama dua cucunya juga menderita luka bakar serius dan kini tengah dirawat intensif di RSUD dr Soekandar Kecamatan Mojosari Mojokerto.

Kebakaran yang melanda rumah Mujayanah, diperkirakan terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Saat itu, sejumlah pemuda desa setempat yang cangkrukan tidak jauh dari rumah Mujayanah sontak kaget mendengar Mujayanah dan salah satu anaknya, Rosita Dwi Damayanti (20) berteriak-teriak meminta tolong. “Warga lalu berhamburan ke rumah itu,” ucap H Nur Kholis, Ketua RT 3/RW 1 Desa Prambon, di lokasi kejadian.

Sejumlah warga lalu berusaha memadamkan api dengan air seadanya. Mereka saling membahu menyiramkan api ke rumah yang posisinya berimpitan dan hanya dipisahkan jarak 1 meter dengan rumah lainnya tersebut.

Sementara warga lainnya berusaha menyelamatkan sejumlah penghuni rumah, yang di antaranya anak-anak. “Begitu lihat Dhani, saya langsung gendong keluar rumah,” ucap Jumain, warga setempat.

Saat kebakaran mulai berlangsung, listrik pun langsung padam. Entah kenapa, api dengan cepat membesar hingga menghanguskan sejumlah ruangan di rumah tersebut.

Diduga kuat, api memercik dari ruang tengah, di mana Dika tengah tidur pulas di atas kasur spon dan di depannya ada sebuah TV. “Setelah itu ruangan rumah jadi gelap,” ucap seorang warga lainnya.

Nuryamah (47), kakak ipar Mujayanah mengaku, tidak mengetahui asal mula api. Tahu-tahu dirinya mendengar suara teriakan meminta tolong karena ada kebakaran.

Wanita yang tinggal di depan rumah Mujayanah ini pun ikut bingung karena kondisi gelap. “Saya sempat mendengar ledakan beberapa kali dari rumah itu,” ucapnya lirih.

Suara ledakan tersebut diduga berasal dari tabung elpiji kemasan 3 kilogram yang disebutnya berjumlah 10 buah. Tabung elpiji ini berada di teras depan rumah Mujayanah yang selama ini juga berfungsi sebagai toko pracangan. “Bisa jadi api cepat besar karena ledakan elpiji tersebut,” duga beberapa warga yang bergerombol dekat rumah korban.

Hampir tiga jam api membakar hingga menghanguskan rumah itu. Dibantu ratusan warga, satu unit mobil pemadam PT Pakerin akhirnya ikut memadamkan api.

Dua kali mobil pemadam ini menumpahkan isinya menyemprot kobaran api. “Api lalu padam sekitar pukul 04.30 WIB,” beber H Nur Kholis diamini beberapa warga lainnya.

Kata Nur Kholis, dirinya juga ikut membawa Dhani, anak pertama Rosita Dwi Damayanti (20), yang juga cucu Mujayanah. Saat itu kondisi bocah lelaki itu sudah kritis karena hampir sekujur tubuhnya terjilat api.

“Semula kami bawa ke Puskesmas Prambon, namun karena kondisinya parah lalu dirujuk ke RS Mojosari, namun akhirnya dia (Dhani) meninggal pukul 02.00 WIB,” jelas Nur Kholis.

Sedangkan korban Dika, baru diketahui sekitar tiga jam saat api sudah padam. “Saat kebakaran berlangsung, Dika tidak ditemukan meski dicari keluarganya. Ia baru ketemu setelah api padam,” ujarnya.

Menurut beberapa warga, kondisi Dika sangat mengenaskan. Sejumlah jari jemari kaki dan tangannya hangus. Posisi badannya tampak memeluk bantal yang juga tak berbentuk lagi.

Diperkirakan, korban yang baru lulus Unas SD itu langsung tersambar api, karena ada dugaan sumber api berasal dari lokasi Dika, yang tidur sendirian di atas kasur busa. Sedangkan saat kebakaran berlangsung, diduga posisi Mujayanah tengah tidur dengan Miftahul Anggara Putra (5), anak bungsunya, dan dua cucunya, yakni Fabian Ibrahim (2) dan Sabrina Aisalwa (5).

Berempat mereka tidur di kamar nomor dua. Saat kebakaran terjadi, Anggara dan Sabrina lari sendiri menyelamatkan diri.

Sedangkan Fabian diselamatkan warga yang ikut memadamkan api kebakaran itu. Sementara, Dhani yang akhirnya tewas di rumah sakit, saat kejadian tengah tidur dalam pelukan sang bunda, yakni Rosita Dwi Damayanti, alias Sita. Namun Dhani akhirnya diselamatkan warga bernama Jumain karena saat kejadian Sita tengah keluar minta tolong warga.

Mujayati, adik Mujayanah tidak menyangka musibah itu bakal menimpa kerabatnya. Dirinya juga tidak pernah menerima firasat apapun sebelum kejadian berlangsung.

Saat kebakaran terjadi, dirinya sempat mendengar suara tangisan Dhani. “Saat itu api sudah membakar,” ujarnya menangis sesenggukan mengenang kepergian Dhani dan Dika.

Keluarga sangat kehilangan dengan meninggalnya dua bocah itu. Menurut Mujayati, Dhani sudah tumbuh sebagai bocah yang lucu. Sedangkan Dika dikenal pintar dengan prestasi sekolahnya.

“Dia juga pintar mengaji,” ucapnya seraya menenangkan Sita, ibunda Dhani yang terus meratapi perginya sang buah hati. Sita sendiri seorang janda yang baru bercerai dengan suaminya dua tahun lalu.

Hingga kini belum diketahui pasti pemicu kebakaran. Ada dugaan api berasal dari terbakarnya kasur spon yang terpercik obat nyamuk yang menyala di ruangan tengah, di mana Dika tidur pulas.

Namun versi lain menyebut, sumber api berasal dari konslet listrik dan menyambar tumpukan tabung elpiji. “Kami belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Kami masih menyelidiki kejadian ini,” ucap Kapolsek Prambon, AKP Wagiran.

0 komentar:

Posting Komentar