HEADLINE NEWS

Kamis, 05 Mei 2011

Surabaya - Banyuwangi Cukup 45 Menit

Warga Surabaya yang hendak bepergian ke Banyuwangi tidak perlu susah-susah lagi menghabiskan waktunya selama 7 sampai 8 jam perjalanan. Sky Avition kini telah mengoperasikan pesawat Fokker 50. Waktu tempuh hanya 45 menit.
Perjalanan melalui jalan darat dari Surabaya ke Banyuwangi atau sebaliknya memang cukup melelahkan. Misalkan berangkat pukul 08.00 pagi, paling cepat tiba di tujuan pukul 15.00 sore. Itu kalau perjalanannya lancar. Jika tidak, waktunya bisa molor sampai pukul 16.00. Tetapi kini, jarak waktu bisa dipangkas. Bahkan, warga Surabaya bisa pulang pergi ke Banyuwangi dalam waktu sehari.
“Kami memang berkomitmen untuk memangkas jarak antara Banyuwangi dengan Surabaya. Anda bisa berangkat pagi dan sore telah kembali. Itulah salah satu tujuan penerbangan Fokker 50 ini,” ujar Yusuf Fadli, Chairman Sky Avation saat launching Fokker 50 di bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Senin (2/5/2011).
Dipaparkannya, pesawat Fokker 50 memiliki kapasitas 50 penumpang. Dalam seminggu, pesawat beroperasi selama 4 hari dari bandara Blimbingsari. Mulai hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu. Rute yang ditawarkan adalah Banyuwangi – Surabaya pulang pergi (PP) dan Banyuwangi – Denpasar (PP). “Setelah itu, penumpang bisa melanjutkan ke Solo, Bandung, maupun Tanjung Karang,” kata Yusuf.
Untu tahap awal, Sky Avation memberlakukan tarif promosi. Rute Banyuwangi – Surabaya cukup dengan harga Rp 300 ribu (ekonomi) dan Rp 70.500 (infant). Sedangkan ke Denpasar lebih murah lagi. Ekonomi sebesar Rp 270 ribu dan infant sebesar Rp 37.800.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Azwar Anas mengaku bahwa pihaknya mendapat beberapa kritik dari masyarakat. “Mereka bertanya. Mengapa saya ngotot memperjuangkan bandara Blimbingsari dan mengabaikan pengentasan kemiskinan? Padahal angka kemiskinan di Banyuwangi masih lebih tinggi dibanding angka di Provinsi Jatim. Saya jawab, pengentasan kemiskinan tetap kita programkan. Salah satunya dengan program KUR. Namun, pengoperasian bandara juga penting,” ujarnya.
Azwar menjelaskan, kecuali memangkas waktu, bandara juga mampu memberi layanan yang cukup nyaman bagi masyarakat yang ingin bebergian dari Banyuwangi atau masyarakat yang ingin datang ke Banyuwangi. “Ini adalah investasi. Adanya bandara akan meningkatkan perekonomian di Banyuwangi. Soalnya, pebisnis atau pelaku usaha tidak perlu lagi terkendala oleh jarak,” paparnya.
Dia menambahkan, keberadaan bandara diharapkan bisa meningkatkan jumlah wisatawan. Baik wisatawan lokal Jawa Timur maupun wisatawan asing. “Saat ini, kita memiliki dua wisata andalan. Wisata Kawah Ijen dan Pantai Plengkung. Di sana, wisatawan asing sudah lumayan banyak. Dengan adanya bandara, kita berharap jumlahnya akan semakin banyak. Kalau wisata sudah maju, selain menambah PAD, perekonomian masyarakat bisa turut terangkat,” paparnya.
Ada yang menarik dalam launching Fokker 50 tersebut. Dari sekian banyak undangan, tampak mantan Bupati Banyuwangi Syamsul Hadi duduk di kursi deretan depan. Kepada undangan lain, Azwar Anas menjelaskan, Syamsul diundang karena dinilai sebagai perintis pembangunan bandara Blimbingsari, yakni sejak tahun 2002. Untuk itu, Azwar Anas secara khusus memberikan piagam penghargaan terhadap Syamsul. Ketika Syamsul diminta maju, sontak seluruh undangan memberi tepuk tangan.
Sekadar diketahui, Syamsul sempat harus menjalani proses pengadilan yang sangat berbelit-belit. Dia dijerat dengan tuduhan kasus korupsi pembebasan lahan untuk bandara Blimbingsari. Syamsul akhirnya harus mendekam dalam penjara karena pengadilan membuktikan bahwa dirinya bersalah dan dinilai merugikan negara.

0 komentar:

Posting Komentar