HEADLINE NEWS

Minggu, 22 Mei 2011

Massa Bupati Mamasa Bergerak, Ratusan Polisi Siaga

Mamasa; Sebanyak 120 personel Polres Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, masih bersiaga sebagai bentuk antisipasi keamanan pasca-aksi demontrasi pendukung Bupati Mamasa Obednego Depparinding.

"Sekitar 120 personel kepolisian Polres Mamasa masih disiagakan di sejumlah titik strategis untuk mengatasi keamanan pasca-aksi demontrasi pendukung Bupati Mamasa Obednego Depparinding," kata Kapolres Mamasa I Made Sunarta, di Mamuju, Sabtu (21/5).

Ia mengatakan, sebelumnya ratusan pendukung Bupati Mamasa dengan bersenjatakan benda tajam berunjuk rasa menolak Bupati dukungan mereka divonis penjara. Kondisi itu menjadikan Mamasa sedikit tidak kondusif.

Massa pendukung bupati itu berunjuk rasa setelah adanya informasi mengenai salinan putusan Mahkamah Agung (MA), yang mengabulkan kasasi Kejaksaan Negeri Kabupaten Polman, dan menyatakan Bupati Mamasa dijatuhkan vonis penjara selama satu tahun enam bulan penjara karena dianggap terlibat melakukan korupsi.

Dalam putusan MA itu dinyatakan bahwa Bupati Mamasa sewaktu menjabat sebagai anggota DPRD Mamasa bersama 23 anggota DPRD Mamasa lainnya periode 2004-2009 dianggap melakukan tindak pidana korupsi anggaran sekretariat dewan sekitar Rp23 miliar.

"Tetapi personel di Mamasa tetap disiagakan untuk mengantisipasi dan mengamankan situasi jangan sampai massa yang sudah pulang kembali ke masing masing desanya itu kembali, karena mendengar kabar yang belum tentu benar terkait masalah yang dialami bupati dukungan mereka," ujarnya.

Kapolres mengatakan, meski aparat kepolisian disiagakan, secara umum kondisi Kabupaten Mamasa masih aman terkendali dan berlangsung kondusif karena massa pendukung Bupati Mamasa tidak lagi terkonsentrasi di rumah jabatan Bupati Mamasa tetapi sudah pulang ke rumahnya.

"Sesungguhnya status Mamasa saat ini adalah siaga satu, tetapi itu bukan berarti karena adanya aksi unjuk rasa yang dilakukan pendukung Bupati Mamasa, tetapi karena adanya isu terorisme yang marak dibangsa ini, ditambah dengan adanya gerakan yang ingin mewujudkan Negara Islam Indonesia atau dikenal dengan NII yang merupakan gerakan separatis," ucapnya.

0 komentar:

Posting Komentar