Singkil: Ratusan massa yang bersengketa lahan dengan PT Nafasindo, Senin (30/5/2011) sekitar, pukul 15.00 WIB, merusak dan membakar kantor Bupati Aceh Singkil, Aceh.
Massa melempari kaca dengan batu, tanaman bunga dicabuti, memprok-porandakan isi rungan, selanjutnya melakukan pembakaran di tiga titik, halaman, teras dan loby kantor bupati.
Aksi perusakan berlangsung hampir sejam, aparat kepolisian dan satpol PP yang ada di lokasi tidak mampu membendung keberingasan warga, termasuk tembakan peringatan tak dihiraukan.
Akhirnya petugas bersama puluhan pegawai kantor bupati memilih lari, menghindar dari hujan batu dan amukan warga. Selain melempar dan membakar kantor bupati, kendaraan juga jadi sasaran sebelum akhirnya dengan susah payah diamankan para pemiliknya.
Perusakan dan pembakaran kantor bupati dipucu setelah warga mendengar keputusan hasil rapat Muspida Aceh Singkil, yang dibacakan salah seorang warga H Sairu, bahwa pemasangan patok permanen di lahan yang diklaim milik masyarakat ditunda sampai ada keputusan dari PTUN Banda Aceh.
Menurut warga, pematokan permanen, segera harus dilaksanakan karena dinilai tidak ada sangkut pautnya dengan proses PTUN. Emosi massa makin meningkat, dengan meneriakan bakar dan berusahan merangsek masuk ke dalam kantor bupati namun dihadang petugas satpol PP yang kalah jumlah.
“Bakar saja, karena pemerintah tidak berpihak pada kita, untuk apa nunggu lagi PTUN,” teriak massa.
Adu mulutpun tak dapat dihindarkan, terikan sumpah serapah kata-kata makian dan kotor keluar bertubi-tubi. Di saat itulah, seorang petugas Satpol PP yang menghadang, dikejar massa hingga ke arah belakang kantor bupati.
Sementara massa lainnya menerikan bakar sambil memindahkan kendaraan sepeda motor masing-masing ke luar halaman kantor bupati. Di halaman belakang, petugas satpol pp berhasil diamankan, polisi, sehingga tidak jadi bulan-bulanan keamarahan warga.
Entah siapa yang memulai, emosi massa dialihkan dengan melempari seluruh kaca kantor bupati. Suara pecahan kacapun terdengar di setiap sudut termasuk dalam kantor, diikuti dengan berlariannya para pegawai menyelamatkan diri.
Tanaman bungan yang ada di luar tak luput dari sasaran dicabut dan dilemparkan. Tak puas dengan merusak, massa melakukan pembakaran pertama di halaman kantor, lalu di teras dan akhirnya ruang loby tempat petugas keamanan sehari-hari berjaga. Beruntung api dapat dipadamkan setelah tambahan pasukan kemanan datang, sehingga tidak meludeskan kantor pusat pemerintahan Aceh Singkil.
0 komentar:
Posting Komentar